REBRAND atau REFRESH
Kapan Logo Bisnis Fashion Anda Perlu Diperbarui?
Perbedaan mendasar antara rebrand dan refresh perlu dipahami dengan jelas sebelum mengambil keputusan. Refresh logo melibatkan perubahan minor pada desain yang sudah ada – mungkin penyederhanaan bentuk, pembaruan warna, atau modernisasi tipografi – sambil mempertahankan esensi dan recognizability logo tersebut. Contoh klasik refresh logo yang sukses adalah evolusi bertahap logo Chanel yang tetap mempertahankan interlocking C-nya atau logo Lacoste yang tetap setia pada buaya ikoniknya meski dengan penyesuaian minor dari waktu ke waktu.
Logo merupakan wajah utama sebuah brand fashion, menjadi elemen visual pertama yang dikenali konsumen dan mengkomunikasikan identitas serta nilai yang dipegang brand tersebut. Namun, seperti halnya tren fashion yang terus berevolusi, logo pun terkadang membutuhkan pembaruan untuk tetap relevan dan efektif. Pertanyaan krusial yang dihadapi banyak pemilik bisnis fashion adalah: kapan waktu yang tepat untuk memperbarui logo, dan apakah yang dibutuhkan adalah sekadar refresh atau rebrand total?
H
O
P
E
T
R
E
K
Perbedaan Rebrand & Refresh
Sementara itu, rebrand melibatkan perubahan fundamental pada identitas visual, seringkali mencerminkan transformasi positioning atau nilai brand yang lebih luas. Rebrand biasanya menghasilkan logo yang sangat berbeda dari versi sebelumnya, seperti yang dilakukan Burberry pada 2018 ketika mengganti logo serif klasiknya dengan desain sans-serif minimalis di bawah arahan kreatif Riccardo Tisci. Keputusan untuk rebrand total tidak boleh diambil dengan ringan, mengingat ekuitas brand yang telah dibangun pada logo sebelumnya.
H
O
P
E
T
R
E
K
Dampak rebrand maupun refresh terhadap persepsi konsumen sangatlah signifikan. Perubahan visual dapat mengkomunikasikan evolusi brand, modernisasi, atau pergeseran arah strategis. Namun, reaksi konsumen tidak selalu dapat diprediksi – beberapa merespons positif terhadap pembaruan, sementara yang lain mungkin merasa kehilangan koneksi emosional dengan brand yang telah mereka kenal. Gap mengalami backlash hebat pada 2010 ketika mencoba mengganti logo ikoniknya, memaksa mereka kembali ke desain original hanya seminggu setelah peluncuran logo baru.
Pembaharuan
Terdapat beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa logo bisnis fashion Anda mungkin membutuhkan pembaruan. Pertama, perubahan positioning brand yang signifikan – misalnya, transisi dari pasar mass market ke segmen premium, atau dari brand lokal menjadi global – mungkin membutuhkan identitas visual yang merepresentasikan positioning baru tersebut. Michael Kors, misalnya, melakukan refresh logo saat bergeser dari designer label menjadi accessible luxury brand untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Ekspansi pasar, terutama ke region geografis baru dengan kultur dan preferensi estetika yang berbeda, juga dapat menjadi momentum untuk mempertimbangkan pembaruan logo. Brand fashion internasional seperti Zara telah melakukan penyesuaian logo untuk memastikan resonansi dengan pasar global, memilih desain yang lebih universal dan less culture-specific. Dalam ekspansi ke pasar Asia, beberapa brand fashion Barat juga mempertimbangkan adaptasi logo untuk aksesibilitas dan persepsi visual yang lebih baik.
Logo yang terlihat outdated menjadi indikator yang paling jelas untuk pembaruan. Tren desain berubah seiring waktu, dan logo yang terasa segar satu dekade lalu mungkin kini terlihat ketinggalan zaman. Tanda-tanda logo fashion yang outdated meliputi penggunaan efek gradien atau drop shadow yang berlebihan, tipografi yang terlalu ornamental, atau elemen ilustratif yang terlalu detailed untuk aplikasi digital. Pembaruan logo semacam ini dilakukan Diane von Furstenberg pada 2011 untuk mengadopsi estetika yang lebih clean dan digital-friendly.
Perubahan tren desain yang signifikan dalam industri fashion juga dapat memicu kebutuhan untuk refresh logo. Beberapa tahun terakhir, misalnya, menyaksikan pergeseran masif menuju desain logo yang lebih minimalis dan versatile di kalangan brand fashion luxury. Gucci, Balmain, Balenciaga, dan Saint Laurent semuanya telah menyederhanakan logo mereka, mengganti desain serif ornamental dengan sans-serif yang lebih clean dan bold. Tren ini mencerminkan kebutuhan brand untuk tampil baik dalam format digital dan social media, sekaligus mengkomunikasikan modernitas
H
O
P
E
T
R
E
K
H
O
P
E
T
R
E
K
Masalah legal seperti trademark dispute atau kebutuhan untuk differentiasi dari kompetitor juga dapat memaksa sebuah brand fashion untuk memperbarui logonya. Adidas terkenal dengan proteksi agresif terhadap three stripes-nya, menyebabkan beberapa brand dengan desain serupa harus melakukan rebrand. Dalam kasus lain, brand yang namanya atau logonya terlalu mirip dengan kompetitor mungkin menghadapi tantangan untuk membangun identitas yang distinct, mendorong kebutuhan untuk rebrand yang lebih diferentiatif.